Seven Sense LSC membantu mengenali potensi individu yang dimiliki secara lebih akurat.
 

Our Blog

Pro dan kontra mengajari anak prasekolah membaca memang sudah lama timbul. Ada ahli yang mengatakan bahwa anak-anak pra-sekolah itu akan merasa tertekan jika diajari membaca, karena belum siap menerima pengajaran yang diberikan. Tapi, ada pula pendapat yang mengatakan bahwa mengajarkan anak membaca sejak dini bisa saja dilakukan, bahkan kemampuan ini dapat memperkaya dan memperluas pengetahuan berpikir anak.

Beberapa penelitian akhirnya menunjukkan bahwa anak-anak usia prasekolah yang sudah pandai membaca biasanya bukan karena paksaan orang tuanya, melainkan dorongan dari dalam dirinya sendiri. Minat dan rasa ingin tahu merekalah yang mendorong mereka untuk belajar membaca. Oleh karenanya, dapat diketahui bahwa bukanlah sesuatu yang tabu untuk mengajarkan anak prasekolah membaca, asalkan mereka sendiri sudah siap, punya minat dan rasa ingin tahu yang kuat. Jangan karena semata-mata teman sebayanya sudah lancar membaca lantas kita sebagai orang tua memaksa anak untuk juga belajar membaca. Karena bagaimanapun juga, kesiapan anak untuk belajar tidaklah sama.

Belajar membaca merupakan proses rumit yang dimulai sejak lahir. Dorongan untuk belajar mengalir secara alami dalam bentuk rasa ingin tahu yang sangat kuat tentang dunia sekitar, dan dari keinginan untuk memahami diri dan lingkungan. Belajar didukung dengan tumbuhnya kesiapan untuk memahami bahasa dan minat terhadap kekuatan kata-kata.

Lalu bagaimana kita bisa tahu bahwa anak sudah siap untuk diajarkan membaca dan bagaimana kita dapat menumbuhkan minatnya untuk belajar membaca? Pertama, orangtua perlu memahami dulu bagaimana hubungan antara bahasa dan membaca. Kesiapan anak untuk membaca sebenarnya sudah dimulai sejak lahir. Sebab, sejak bayi pun anak sudah diajak berbicara, belajar mengenal bahasa dari lingkungannya. Bertolak dari pemikiran ini, boleh dikatakan bahwa membaca sebenarnya hanyalah kelanjutan dari belajar berbicara atau mengenal bahasa yang sudah dikenal anak sehari-hari. Ketika kita membacakan buku untuk anak, misalnya perlahan-lahan ia akan mengenali tanda-tanda yang ada di setiap halaman buku. Tanpa kita sadari mereka akan melihat pola yang sama dari huruf-huruf yang selalu memberikan bunyi kata yang sama dengan arti yang sama pula. Setelah itu, anak mungkin akan mengenali beberapa kata di halaman itu, dan “membunyikannya” untuk dirinya sendiri. 

Kedua, dapat kita amati ketika anak sedang bermain. Mereka mungkin senang duduk sembari membolak balik buku, berpura-pura membacanya, serta mulai bertanya kepada kita mengenai kata-kata tertentu yang tidak diketahuinya. Atau, mereka mungkin akan mengingat tanda-tanda di buku itu dan berpura-pura membacakannya kembali untuk kita. Kebiasaan itu bisa menjadi tanda bahwa minat membaca anak mulai tumbuh. Dari sini dapat dijelaskan hubungan antara tulisan bunyi kata, serta artinya. Jika anak mulai mengerti hubungan antara tulisan, bunyi yang dikeluarkan dari tulisan itu, serta artinya, artinya ia mulai mengerti fungsi tulisan atau bacaan. 

Pertanyaan yang paling sering datang dari orang tua adalah “Bagaimana cara mengajari anak prasekolah membaca?” Sebenarnya tidak ada metode khusus untuk “mempercepat” kemampuan anak membaca. Metode apapun yang kita gunakan akan tepat apabila sesuai dengan gaya dan kebutuhan anak. Hal ini mengingat bahwa setiap anak mempunyai kepekaan cara membaca yang berbeda satu sama lain.

Dalam praktik belajar membaca, terdapat dua jenis pendekatan pengajaran membaca yang sering dipakai. Pendekatan pertama menekankan pada pemahaman simbol/huruf. Pendekatan ini menekankan pengenalan sistem simbol-bunyi sedini mungkin. Misalnya, anak diperkenalkan dengan nama alfabet dan bunyinya sejak awal, dimulai dari huruf yang paling sederhana dan tinggi frekuensi penggunaannya, seperti huruf vokal, sampai yang jarang digunakan. Dari pengenalan huruf dan bunyi ini, kemudian berkembang menjadi penggabungan huruf menjadi suku kata atau kata. Namun, jauh sebelum anak memahami simbol-simbol grafis, anak secara bertahap mulai akrab dengan cetakan yang paling sederhana. Ia belajar, paling sedikit, bahwa buku biasanya dibaca dari kiri ke kanan, dari atas ke bawah. Anak juga belajar bahwa kata-kata disusun dari bermacam-macam huruf dan jarak.

Pendekatan kedua, menekankan belajar membaca kata dan kalimat secara utuh. Dengan membaca berbagai kata, anak diharapkan dapat mencari sendiri sistem huruf-bunyi yang berlaku. ama halnya dengan berbicara, membaca tergantung pada besarnya instruksi tidak sengaja yang kita berikan pada anak selama usia ini. Misalnya, saat kita mengatakan “Yuk, kita baca buku bagus”, kemudian kita membiarkan anak bercerita dari gambar yang dilihatnya.

Para pakar hingga kini tidak mempunyai pendapat yang sama mengenai pendekatan yang lebih baik di antara keduanya. Beberapa ahli justru berpendapat bahwa gabungan dari kedua pendekatan tersebutlah yang terbaik. 

Selain itu, dari berbagai pengamatan dan pengalaman, metode apapun yang kita terapkan dalam mengajari anak membaca, selama hal itu masih dilakukan dengan suasana santai dan akrab, maka anak akan cepat menangkap apa yang kita ajarkan. Berikut ini beberapa permainan yang dapat kita lakukan bersama anak untuk merangsang keinginannya membaca.

Mencocokkan kartu 

Buatlah kartu yang dapat dipasang-pasangkan antara tulisan dengan gambarnya. Cara mainnya, cocokkan satu kartu berisi gambar dengan kartu lain yang berisi tulisannya. Atau, kita juga dapat membuat kartu dengan kata-kata yang sama artinya, seperti kata ibu dan mama. Jadi, begitu anak memegang satu kartu, misalnya ibu, suruhlah ia mencari kartu padanannya, yakni mama. 

Label

Anak dapat belajar membaca dengan mengenal nama-nama barang di sekitarnya. Untuk itu, buatlah nama-nama barang di rumah, dan tempelkan di bendanya. Misalnya saja PINTU, JENDELA, MEJA, KURSI, dan sebagainya. Dengan sering melihat tulisan kata-kata tersebut, secara asosiatif anak diharapkan akan mengenal huruf-hurufnya. 

Membuat buku

Kita juga dapat mengajak anak membuat buku sederhana. Untuk menghilangkan kesan formal dari buku tersebut, berilah judul pada buku dengan kata-kata yang sudah dikenalnya dengan baik. Misalnya saja, Rumahku atau Kucingku.

Adapun isi buku tersebut adalah kalimat-kalimat sederhana lengkap dengan gambarnya. Karena itu, tulislah sebuah kalimat pendek di satu halaman, seperti “INI RUMAH” atau “INI IBU” kemudian mintalah anak untuk menggambarkannya di halaman sebaliknya. Gunakanlah kertas yang lebar dan huruf yang besar-besar. Usahakan agar buku-buku tersebut dibaca setiap hari sambil menambah halamannya satu persatu. 

Mereka dapat belajar ‘lebih jauh’ dengan membuat buku yang hurufnya mirip tapi bunyinya berbeda dan artinya berbeda pula, seperti: “INI RUMAH DONI”, “ITU RUMAH DINA”, dan “INI RUMAH DINO”.

Komik

Buatlah kartu berisi komik (bisa dari potongan buku komik sederhana, atau kita membuat gambarnya sendiri) yang dibawahnya bertuliskan kalimat sederhana. Mula-mula, bacakanlah kalimat tersebut untuknya. Sementara itu, biarkanlah anak-anak memperhatikan gambar dan huruf-hurufnya.

Sebenarnya, masih banyak permainan yang dapat diciptakan sendiri untuk merangsang minat baca anak. Kemudian campur aduk kartu-kartu tersebut, dan ajak anak menyusunnya kembali sesuai dengan alur cerita yang benar. Gunakan cara tersebut berulang-ulang untuk kemudian biarkan ia menyusunnya sendiri. Yang perlu diingat, selain diberikan dengan cara bermain, suasana yang santai, usahakan dulu mengenalkan huruf dan kata yang sudah dikenal anak. Nama-nama anggota keluarga, teman dan tetangga biasanya akan menarik minat anak.

 

Pada dasarnya, semua anak senang dipuji. Itu sebabnya, jangan banyak mengkritik dalam proses menumbuhkan minat baca anak usia prasekolah ini, terutama pada saat ia membuat kesalahan ketika membaca. Kalaupun ia membuat kesalahan seperti SAPU dibaca SAPI, tetap pujilah usahanya itu, dengan mengatakan bahwa ia sudah pandai pada awalnya, hanya saja keliru sedikit di akhir katanya. Pujian, adalah dorongan hebat bagi si kecil untuk terus belajar membaca. 

 

Tetap semangat Parents untuk mendampingi anak dalam proses yang luar biasa ini :). (AR)